Ternak Kroto – Para penggemar burung berkicau atau yang sering memelihara ikan tentu sudah mengenal apa yang namanya kroto. Ternak kroto bisa menjadi sebuah usaha yang sangat menarik untuk dijalankan. Pasalnya pangsa pasar kroto sendiri sangat menjanjikan dan banyak para penggemar burung berkicau yang membutuhkan kroto sebagai pakan burung.
Ternak kroto bisa dijalankan dengan berbagai media. Dalam hal ini, para pebisnis harus sebisa mungkin tidak takut dengan namanya semut rangrang. Saat ini harga kroto bisa mencapai ratusan ribu rupiah untuk satu kilonya sehingga usaha ini cukup menguntungkan.
Analisis Modal Usaha Ternak Kroto
Setiap usaha atau bisnis yang dijalankan tentu harus dirancang dengan sebaik mungkin agar nantinya tidak mengalami kerugian. Rancangan yang dimaksud tentu saja berkaitan dengan biaya, keuntungan, dan masih banyak lagi. Untuk itu berikut ini adalah beberapa analisis modal usaha ternak kroto yang mana bisa menjadi inspirasi bagi para pebisnis.
1. Biaya Investasi
Seperti yang sudah disampaikan di atas, semut rangrang bisa diternakkan dengan menggunakan berbagai media. Untuk lebih mudahnya, asumsikan bahwa pebisnis akan menjalankan ternak kroto dengan menggunakan toples. Toples yang digunakan bisa diasumsikan menjadi sebanyak 200 toples. Banyaknya toples untuk beternak cukup menguntungkan.
Untuk toples sebanyak 200 buah bisa didapat dengan harga Rp. 600.000. Modal biaya belum ditambah dengan harga pakan kroto serta perlengkapan lain yang menelan biaya Rp. 100.000. Kroto juga membutuhkan sebuah kandang yang ditaksir mencapai harga Rp. 500.000. Jadi total biaya modal yang digunakan untuk ternak kroto adalah Rp. 1.200.000.
2. Biaya Operasional
Hampir kebanyakan usaha tentu akan mengalami pengeluaran yang berupa biaya operasional. Dalam menjalankan usaha ini, setidaknya menelan biaya operasional untuk membeli pakan berupa konsentrat, gula, dan lain-lain sebanyak Rp. 400.000. Selain itu, ada kalanya ketika semut rangrang mati dan membutuhkan bibit yang baru.
Pembelian bibit setiap satu toples bisa mencapai harga Rp. 30.000 untuk satu toples. Akan tetapi jika ingin menghemat biaya operasional, tentu bisa melakukan pengembang biakan sendiri yang harganya sebesar Rp. 3.000 untuk membeli toples. Untuk itu jika tidak ingin mengeluarkan banyak biaya maka bisa melakukan ternak kroto sendiri tanpa membeli bibit.
3. Pendapatan
Dalam beternak kroto dengan menggunakan toples akan menghasilkan kroto sebanyak 1 ons. Satu toples juga bisa berkembang biak menjadi 4 toples. Itulah mengapa para pebisnis harus membutuhkan banyak toples untuk beternak kroto. Ada biaya tambahan untuk pembelian 600 toples seharga Rp. 1.800.000.
Asumsikan lagi kroto yang dijual per kilogram sebanyak Rp. 200.000. Hasil yang didapat dari panenan kroto jangan dipanen semua karena harus disisakan untuk 200 toples untuk sekumpulan semut rangrang baru. Hasil yang didapat dari panenan bisa sebanyak 60 kilogram dikalikan dengan Rp. 20.000 maka akan mendapat omzet Rp. 12.000.000.
4. Faktor Penyebab Kenaikan Harga Kroto
Harga kroto terkadang bisa mengalami kenaikan karena beberapa faktor. Salah satu faktor penyebab harga kroto bisa naik adalah karena keberadaan kroto sangat langka. Keberadaan kroto tersebar luas di alam bebas tetapi lahan alam kebanyakan sekarang menjadi perumahan. Sudah tentu kroto akan langka dan bisa dibudidayakan sendiri.
Seperti yang sudah disampaikan di atas, kroto sangat diminati banyak orang terutama penggemar burung berkicau. Dari banyaknya penggemar kroto tentu akan mendatangkan banyak keuntungan. Di samping itu, kroto juga memiliki gizi yang tinggi untuk pakan burung atau ikan. Hal itulah yang menjadikan harga kroto bisa naik.
5. Kelebihan Ternak Kroto
Ternak kroto memiliki kelebihan yang tidak bisa didapat dari usaha lain. Beberapa kelebihan sudah disampaikan pada poin faktor penyebab harga kroto naik. Satu hal yang penting dari beternak kroto adalah usaha yang satu ini bisa dibilang memiliki banyak alternatif. Contohnya adalah jika para pebisnis tidak bisa menggunakan paralon maka bisa menggunakan toples.
Hal itu menjadi kelebihan tersendiri dari ternak kroto. Kroto yang dijual juga bisa mendatangkan keuntungan yang ditaksir mencapai Rp. 10.000.000 untuk sekali panen. Di samping itu, peluang bisnis yang satu ini masih dibilang luas. Hal ini dikarenakan ada orang yang takut dengan semut sehingga tidak mau menjalankan usaha ini.
Tahapan Ternak Kroto Dengan Paralon
Beternak semut rangrang yang nantinya akan menghasilkan kroto bisa menggunakan media berupa pipa paralon. Menggunakan paralon sebagai media untuk melakukan ternak kroto sangat mudah mengingat paralon bisa dibentuk dengan mudah. Berikut adalah beberapa tahapan ternak kroto dengan menggunakan media pipa paralon.
1. Menyiapkan Sarang Dan Kandang Semut
Kandang menjadi media yang disiapkan untuk melakukan ternak kroto. Membuat kandang dibutuhkan dua jenis, yaitu pipa paralon dan satunya lagi berbentuk rak yang diberi kaki-kaki seperti ketika beternak jangkrik. Maksudnya adalah kaki-kaki yang diberi botol bekas yang sudah dipotong lalu diberi oli bekas agar semut tidak keluar kandang.
Untuk ukuran pipa yang digunakan berdiameter 12 sentimeter dan pada kandang jangan sampai bersentuhan langsung dengan dinding. Hal tersebut agar semut tidak meninggalkan kandang yang sudah dibuat. Walaupun kaki-kaki sudah diberi oli bekas, namun jika kandang bersentuhan dengan tembok maka kemungkinan semut bisa lari dari kandang.
2. Menyiapkan Bibit
Hal penting yang dilakukan dalam ternak kroto adalah menyiapkan bibit yang mana bisa didapatkan di alam bebas. Meskipun sebenarnya menggunakan paralon, tetapi para pebisnis harus menyediakan toples sebagai tempat untuk bibit atau koloni semut. Selain mendapatkan dari alam, bibit semut juga bisa dibeli pada peternak lain atau di toko pakan ternak.
Dalam satu koloni semut ada beberapa jenis semut, yaitu semut prajurit, pekerja, ratu semut, dan semut jantan. Semua jenis semut tersebut harus lengkap dan jangan sampai ada yang tertinggal karena semuanya berperan penting untuk menghasilkan kroto. Ketika membeli biasanya sudah lengkap dengan empat jenis semut yang sudah disampaikan sebelumnya.
3. Menyebarkan Bibit Ke Paralon
Saatnya untuk menyebarkan bibit semut yang ada dalam toples atau wadah lain ke dalam paralon. Sebelum memindahkan semut ke dalam kandang, pastikan untuk diberi air gula sebagai media pakan sementara untuk semut rangrang. Sediakan juga daun kering dengan tujuan agar semut bisa membuat kandang sendiri dari daun kering yang disediakan.
4. Memberi Pakan
Semut rangrang secara rutin harus diberi pakan dengan menggunakan hewan seperti ulat, jangkrik, belalang, dan hewan kecil lain. Daging ayam yang direbus terlebih dahulu juga bisa diberikan sebagai pakan semut. Tujuan dari daging ayam yang direbus sebelumnya adalah agar tidak menimbulkan aroma busuk yang mana tidak disukai oleh semut.
Air gula juga menjadi pakanan wajib untuk semut rangrang yang mana bisa ditempatkan di sebelah atau bagian atas kandang. Ukuran ideal dalam memberi pakan semut adalah 1 sampai 2 sendok gula dan air sebanyak 200 mililiter. Sedangkan untuk pakan berupa hewan alami harus dihancurkan terlebih dahulu agar semut bisa mudah untuk mengonsumsinya.
5. Memanen Semut
Untuk memanen semut, secara teori bisa dipanen dalam siklus hidup setidaknya sampai 20 hari dari telur hingga menjadi semut yang besar. Dalam masa tersebut, kandang akan penuh dengan telur yang berwarna putih terang. Apabila berada di masa awal, sebaiknya dibiarkan sampai berkembang biak agar populasi terus meningkat.
Dalam memanen kroto bisa dilakukan dengan menggunakan baskom atau ember dan saringan dari ram kawat yang mana diletakkan dalam baskom atau ember. Gunakan sarung tangan agar terhindar dari gigitan semut kemudian ambil sarang dan tumpahkan ke dalam saringan. Kemudian masukkan kembali sarang semut dengan rak yang sudah dibersihkan.
Tahapan Ternak Kroto Dengan Toples
Untuk cara ternak kroto dengan menggunakan toples caranya hampir sama ketika menggunakan paralon. Akan tetapi perbedaan dengan menggunakan toples dengan paralon adalah lebih mudah dan tidak harus memindahkan bibit ke sarang. Berikut adalah tahapan beternak kroto dengan menggunakan media toples.
1. Menyiapkan Bibit
Sama seperti ketika beternak dengan menggunakan media paralon, hal yang disiapkan pertama tentu semut rangrang yang tergabung dalam satu koloni. Semut rangrang yang disiapkan harus berada dalam satu koloni karena hal tersebut sangat penting untuk pertumbuhan kroto nantinya. Empat jenis semut memiliki peran masing-masing.
Bagian yang pertama adalah ratu semut yang bertugas sebagai penghasil telur. Untuk bagian kedua adalah semut jantan yang bertugas untuk mengawinkan betina agar dapat menghasilkan kroto. Semut pekerja memiliki tugas yaitu mengasuh kroto yang masih muda. Sedangkan untuk kroto prajurit bertugas untuk melindungi serta menjaga makanan dan koloni semut.
2. Membuat Kandang
Kandang yang dibuat bisa menggunakan model dua tingkat bersusun. Untuk membuat rak seperti ini bisa menggunakan kayu, besi, atau bambu. Ukurannya juga disesuaikan untuk meletakkan toples sebagai media ternak kroto. Di bawah kandang sebaiknya diberi botol bekas yang dipotong dan diberi oli agar semut tidak keluar dari kandang.
Apabila menggunakan toples sebagai media ternak, maka bagian toples harus diberi lubang dengan diameter antara 5 sampai 7 sentimeter. Lubang tersebut berada pada bagian bawah toples dan jangan lupa untuk diberi lakban agar semut tidak keluar dari kandang. Jangan lupa untuk menutup rapat tutup toples tempat beternak semut.
Sediakan nampan plastik datar dengan air sebanyak setengah dari tinggi nampan dan beri batu di tengah permukaan nampan. Letakkan bibit yang ada dalam toples ke atas batu kemudian letakkan dengan posisi terbalik yaitu tutup toples berada di bawah. Sedangkan untuk bagian yang berlubang berada di bagian atas.
3. Memberi Makan
Untuk memberi makan semut yang diternakkan dengan media toples ini ada cara yang kurang lebih sama dengan menggunakan media paralon. Cara tersebut adalah meletakkan gelas yang diisikan dengan air dan gula di samping toples. Tujuan dari meletakkan gelas di samping kandang adalah agar semut dapat menjangkau makanan tersebut.
4. Merawat Tempat Peternakan
Seperti halnya ketika beternak hewan lainnya, tempat peternakan juga perlu dilakukan perawatan. Dalam merawat tempat ternak semut rangrang, adalah pemberian pakan secara rutin serta menjaga kelembapan suhu udara. Faktor cahaya pada peternakan semut juga harus diperhatikan. Secara teratur, kandang tempat peternakan juga harus dibersihkan.
5. Memanen Kroto
Semut rangrang akan bertelur dan menghasilkan kroto dan bisa dipanen pada usia 4 sampai 6 bulan dari masa ternak. Sebaiknya jangan dipanen terlebih dahulu pada awal-awal bulan pemanenan supaya semut terus berkembang biak. Satu toples bisa menghasilkan satu sampai dua ons kroto dan jika ada 10 toples maka menghasilkan 1 kilogram kroto.
Ternak kroto menjadi salah satu usaha yang bisa ditekuni oleh siapa saja. Mengingat kroto sendiri sangat diburu oleh penggemar burung kicau dan para penghobi ikan. Kroto menjadi salah satu asupan bagi unggas dengan gizi yang tinggi. Selain itu, kroto per kilonya bisa dijual dengan harga ratusan ribu rupiah sehingga sangat menguntungkan.