Ternak Murai Batu – Murai batu merupakan salah satu unggas jenis burung yang banyak dipelihara oleh orang Indonesia terutama untuk para penggemar burung kicau. Kegiatan ini menjadi hobi yang disukai orang Indonesia. Ternak murai batu juga bisa menjadi bisnis yang menguntungkan karena harga anakan murai batu yang bisa dihargai hingga 5 juta rupiah.
Terkadang orang yang memelihara murai batu untuk dilombakan. Untuk burung murai batu yang dilombakan harganya bisa lebih tinggi lagi. Tentunya ini bisa menjadi solusi bagi yang ingin mendapatkan keuntungan dari ternak murai batu. Akan tetapi sebelum beternak, ketahui terlebih dahulu jenis-jenis murai batu.
Jenis Burung Murai Batu
Tidak hanya tersedia pada satu jenis, akan tetapi ada banyak jenis dari murai batu yang dipelihara dan diternakkan oleh orang Indonesia. Burung murai batu ada yang dari Indonesia dan ada juga yang dari mancanegara. Jenis-jenis burung di bawah ini memiliki keunikan tersendiri dan berikut adalah beberapa jenis dari murai batu yang berhasil dikutip Ilyasweb dari beberapa sumber.
1. Kalimantan
Burung murai kalimantan juga bisa dipecah menjadi beberapa jenis lagi. Ada yang dari Palangka, Banjar, dan Mahkota. Orang-orang di daerah sana cukup bisa membedakan jenis murai batu dari masing-masing daerah asalnya. Untuk kualitas yang terbaik dari murai batu kalimantan bisa dilihat dari ciri fisiknya.
Burung murai kalimantan atau yang bisa disebut dengan murai batu borneo terbaik memiliki warna coklat terang pada bulu dadanya. Warna coklat agak merah atau coklat agak hitam pada kakinya memiliki kualitas yang baik juga. Ukuran 10 sampai 13 sentimeter menjadi ukuran ekor yang ideal untuk murai batu jenis ini.
Murai batu Kalimantan yang baik juga memiliki bentuk rata atau kotak pada kepalanya. Umumnya burung murai Kalimantan yang kepalanya tidak membulat biasanya berkualitas baik. Paruh yang sering terbuka lebar menandakan burung ini memiliki suara keras. Tatapan mata yang melotot dengan tajam menjadi ciri-ciri burung murai batu kualitas baik.
2. Medan
Ada sedikit fakta mengenai jenis murai batu yang satu ini. Habitatnya yang terbatas menjadikan burung murai batu ini sedikit spesial. Burung murai batu medan berasal dari perkawinan antara murai batu dari malaysia dan burung murai batu dari Sumatera. Satu hal yang khas dari burung murai batu ini adalah postur tubuhnya.
Badan dari burung murai batu jenis ini lebih besar dari kebanyakan burung murai lainnya. Warna bulu yang hitam mengkilat yang jika terkena sinar matahari akan kebiru-biruan menjadi ciri khas dari murai batu Medan. Kaki burung ini berwarna hitam untuk jenis Medan. Ukuran ekor burung murai batu medan memiliki panjang hingga 30 sentimeter.
3. Nias
Sama seperti burung murai Medan, eksistensi dari murai batu Nias juga tidak banyak sehingga bisa dikategorikan sebagai burung murai batu yang spesial. Di daerah asalnya, burung ini tidak bisa ditemukan. Akan tetapi burung dengan jenis Nias ini ditemukan di daerah sekitar Mentawai, Simeulue, dan daerah di sekitarnya.
Ukuran tubuh dari burung ini bisa dibilang kecil dengan bulu utama yang hitam. Suara burung ini jauh lebih keras dan bisa meniru suara burung murai batu lainnya dengan jangka waktu lebih cepat. Burung ini mudah untuk beradaptasi dan tidak mudah stres. Bulu ekor burung murai Nias ini bisa mencapai 20 sentimeter dengan warna hitam pekat.
4. Lampung
Murai batu yang asli dari Lampung saat ini sangat sulit ditemukan. Faktor penyebab kelangkaan burung murai batu asli Lampung ini adalah alih fungsi hutan yang beralih menjadi kawasan pemukiman. Jika ada orang yang menyebut Murai Batu Lampung, sebenarnya itu adalah burung murai batu yang ditangkap dari Jambi, Kota Agung, dan Riau.
Ciri-ciri dari jenis Lampung memiliki ukuran tubuhnya yang kurang lebih sama dengan murai batu Nias. 12 sampai 18 sentimeter menjadi ukuran panjang dari ekor murai batu Lampung. Warna oranye kecoklatan menjadi warna burung dada murai batu Lampung. Mental yang kuat dengan suara yang cenderung berulang menjadi ciri khas burung yang satu ini.
5. Jambi
Habitat hidup Murai Batu Jambi berada di dataran rendah dan tinggi Jambi dan keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Ekor panjang serta melengkung ke atas menjadi ciri-ciri burung yang tinggal di dataran tinggi.
Sedangkan untuk burung yang tinggal di dataran rendah ukuran tubuhnya relatif kecil sehingga ekornya tidak terlalu panjang. Akan tetapi satu ciri khas dari burung murai batu Jambi yaitu sering berkicau dan memiliki mental yang tangguh dalam bertempur.
6. Jawa
Ketenaran burung murai Jawa dibandingkan dengan burung murai batu jenis lainnya sangat berbanding jauh. Itulah mengapa banyak orang yang tidak mau ternak murai batu Jawa. Jika membahas tentang jenis murai batu yang satu ini, ternyata memiliki nama lain larwo atau yang jika diartikan menjadi bulu panjang.
Burung murai batu dengan jenis Jawa memiliki keunikan yaitu bulu di kepala akan tegak ketika berkicau sehingga membuat burung ini spesial. Jika dibandingkan dengan murai batu lainnya, postur tubuhnya lebih kecil. Garis batas bulu memiliki warna hitam di daerah perut dengan panjang ekor burung murai batu ini berukuran sampai 10 sentimeter.
7. Thailand
Bulu ekor yang panjang tetapi tubuhnya kecil menjadi ciri khas dari burung yang satu ini. Ukuran panjang ekornya bisa mencapai 38 sentimeter akan tetapi ketebalan bulunya tidak tebal. Banyak orang yang mengikutkan burung ini ke dalam lomba burung. Hal ini karena burung ini memiliki tingkat mental yang bagus untuk perlombaan.
8. Malaysia
Salah satu daerah yang menghasilkan burung murai batu di Malaysia adalah dari Negeri Sembilan. Mental yang tangguh serta agresif menjadi ciri khas dari burung murai ini. Daerah lain seperti Kelantan, Selangor, dan Pahang juga memiliki sifat yang sama dengan burung murai dari Negeri Sembilan.
Cara Ternak Murai Batu
Setelah mengetahui berbagai jenis burung murai batu, saatnya untuk melakukan ternak murai batu. Sebelum ternak murai batu tentu ada beberapa hal yang harus disiapkan dan nantinya akan disampaikan pada poin-poin di bawah ini. Untuk itu, berikut adalah cara ternak murai batu dari awal persiapan sampai menghasilkan anakan.
1. Mempersiapkan Lokasi Peternakan
Jika ingin melakukan ternak murai batu, tentu yang harus disiapkan terlebih dahulu adalah lokasi tempat beternak murai batu. Hal yang terpenting dari ternak murai batu adalah lokasinya harus berada di luar rumah. Contohnya bisa di pekarangan rumah atau berada di samping rumah. Selain itu, ada juga beberapa hal yang diperhatikan dalam ternak murai batu.
Pemilihan kebersihan dari tempat peletakan kandang juga sangat penting kaitannya dengan ternak murai batu. Keberhasilan peternakan murai batu ditentukan dari penempatan kandang yang benar. Karena jika kandang salah diletakkan, maka murai batu tidak bisa bertelur. Suasana lokasi peternakan juga harus tenang, sunyi, dan tidak ada gangguan.
2. Mempersiapkan Kandang Murai Batu
Setelah mendapatkan lokasi yang tepat untuk beternak murai batu, selanjtunya adalah mempersiapkan kandang sebagai tempat ternak murai batu. Menentukan ukuran kandang berpengaruh pada kualitas murai batu nantinya. Ada beberapa ukuran yang direkomendasikan dalam beternak murai batu.
Ukuran kandang yang sedang adalah berukuran panjang 1 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 2 meter. Jika ingin membuat ukuran kandang kecil maka bisa menggunakan ukuran 60 sentimeter untuk panjang, lebar, dan tinggi. Bagi yang memilih kandang ukuran besar, aturan panjang dan lebar sebesar 2 meter dan tinggi 3 meter.
Di samping menyiapkan kandang, peralatan lain untuk kandang juga harus disiapkan seperti tempat pakan dan tempat minum. Sebaiknya tempat makan dan minum murai batu selalu dijaga kebersihannya serta tidak tercemar bahan kimia. Sebisa mungkin agar tempat makan dan minum saling berdekatan dan bisa dilihat oleh murai batu.
Siapkan juga tempat untuk bersarang dengan menggunakan tempat nasi, kuali bekas, anyaman bambu, atau menggunakan baskom berbahan plastik ukuran kecil. Alangkah baiknya jika menggunakan anyaman bambu. Untuk tempat bertengger diletakkan dengan posisi yang tepat serta ukuran diameter tenggeran hingga 0,2 sentimeter.
3. Mempersiapkan Induk Murai Batu
Dalam beternak murai batu, indukan juga harus disiapkan setelah kandang dan lokasi berhasil dipersiapkan. Untuk indukan jantan dipilih yang tidak takut terhadap manusia atau sudah jinak. Jangan memilih indukan murai batu yang memiliki cacat pada fisiknya sehingga pilihlah indukan jantan dengan kualitas yang baik dan sehat.
Untuk usia indukan jantan setidaknya dua tahun. Berbeda lagi dengan indukan betina yang dipilih sejak usia 1 tahun lebih. Sama seperti memilih indukan jantan, indukan betina yang sehat sangat direkomendasikan untuk dipilih. Pilih juga indukan betina yang didapatkan dari penangkaran karena murai batu dari penangkaran biasanya jinak.
4. Memberi Pakan Murai Batu
Melakukan ternak murai batu juga termasuk dengan memberikan pakan berupa makanan alami. Seperti contohnya cacing, kroto, jangkrik, atau ulat hongkong. Berikan pakan alami dengan 2 sampai 3 jenis makanan apabila murai batu sudah di kandang peternakan. Untuk jenis pakan sebaiknya diberi dengan kualitas yang baik.
Burung murai batu juga bisa diberi voor sebagai pakan tambahan. Voor khusus burung murai batu berbeda dengan voor untuk ayam dan bisa dibeli di toko pakan ternak. Pemberian pakan tambahan berupa voor juga dapat memancing birahi indukan betina dan indukan jantan. Sebaiknya disiapkan voor sambil diberi pakan alami.
5. Menjaga Kebersihan Kandang Murai Batu
Seperti beternak hewan lainnya, kebersihan kandang murai batu juga harus diperhatikan agar murai batu tetap sehat. Bersihkan tempat minum dan makan setiap hari dan harus selalu diganti yang baru. Jangan lupa bersihkan tempat kotoran burung. Secara keseluruhan kandang juga harus dibersihkan setidaknya seminggu sekali.
6. Mengawinkan Murai Batu
Pengawinan murai batu bisa dilakukan dengan cara poligami. Caranya adalah masukkan calon indukan betina di dalam kandang lalu berikan dua induk betina lainnya ke kandang yang sama dalam waktu dua minggu.
Letakkan indukan jantan beserta kandangnya pada kandang indukan betina selama satu minggu. Tanda burung betina siap kawin adalah bersiul dan mendekati sangkar sang jantan. Jika sudah dekat, maka jantan siap dikeluarkan dari kandangnya.
7. Merawat Anakan Murai Batu
Lihatlah perilaku indukan ketika anakan murai batu mau menetas. Tambahkan pakan serangga jika indukan sudah bisa memberikan pakan dengan baik. Pisahkan anakan murai batu dari sangkar ke dalam inkubator ketika sudah memasuki usia 5 sampai 7 hari. Berikan pakan alami yang dicampur dengan voor halus untuk anakan murai batu.
Burung murai batu adalah salah satu unggas yang menghasilkan dan bisa dilombakan. Beternak murai batu cukup menjanjikan mengingat hobi memelihara burung disukai masyarakat Indonesia. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi yang ingin mendapatkan penghasilan.